Beberapa bulan sebelum kecelakaan Penerbangan 180, Sam (Nicholas D'Agosto) bersama kekasihnya Molly (Emma Bell), dan beberapa penumpang lainnya: Peter (Miles Fisher), Nathan (Arlen Escarpeta), pacar Peter Candice (Ellen Wroe), Olivia (Jacqueline MacInnes Wood), Isaac (P.J. Byrne), dan bos mereka Dennis (David Koechner) menaiki bus interline city, RollandCoachLine dalam acara retreat menuju Vancouver-British Island. Sam mendapatkan penglihatan bahwa sebuah jembatan yang akan ia lewati akan runtuh, selama dalam perjalanan beberapa pertanda juga sudah terbaca dan dirasakan oleh Sam, namun karena Sam tidak mau merusak acara liburannya, dia akhirnya memilih diam dan mengontrol dirinya agar tidak menjadi terlihat bodoh di depan teman-temannya.
Namun apa yang dirasakan oleh Sam benar terjadi. Perasaan buruk yang dialami oleh Sam terbukti saat bus yang mereka tumpangi melewati jembatan gantung North Bay. Jembatan yang masih dalam perbaikan dan pengaspalan itu mulai retak saat seorang pekerja membongkar lapisan aspal sehingga retakan tersebut mengakibatkan jembatan tidak kuat menahan beban mobil yang melintasinya dan membuat baut penahan kabel baja jembatan tersebut perlahan-lahan longgar dan lepas. Saat kejadian, bus yang ditumpangi Sam dan mobil-mobil lainnya sedang berada di atas jembatan, tanpa disadari salah satu rangka jembatan mulai bengkok dan patah menembus bagian jembatan hingga menggulingkan mobil yang berada tepat dibawah rangka baja tersebut.
Setelah kejadian mengerikan itu, beberapa korban mulai berjatuhan. Saat seluruh pengendara mulai sadar dan panik karena jembatan mulai goyang dan rapuh, keadaan semakin buruk. Semua keluar dari mobil masing-masing dan berlarian menyelamatkan diri namun sayang, hal ini terlambat karena jembatan mulai runtuh sebelum semua pengendara berhasil menyelamatkan diri. Candice yang hendaknya akan menyelamatkan diri harus menerima kenyataan dirinya mati mengenaskan saat dirinya jatuh ke bawah jembatan dan tertusuk tiang besi perahu layar dibawahnya.
Belum lagi saat Isaac yang saat itu sedang berada di dalam toilet bis tidak sempat keluar sehingga harus terjun bebas bersama bis yang ia tumpangi.
Dalam kepanikan itu, Sam membantu menyelamatkan Molly menyeberang ke sisi lain jembatan melewati sebuah baja yang patah. Melihat banyak orang yang terbunuh, Olivia langsung berlari mejauh dari retakan dan meminta bantuan Sam untuk menyebrang ke sisi lain jembatan seperti Molly, namun naas, baja yang berguna untuk menyangga jembatan malah terlepas sehingga Olivia harus jatuh kedalam laut. Saat itu pula sebuah mobil jatuh dari atas jembatan menimpa dirinya.
Dari situ, keadaan makin parah. Kematian pun mengejar Nathan. Dirinya mati saat sebuah kabel baja berayun menghantam kepalanya.
Seperti tidak cukup korban, Dennis yang sedang berlari ke sisi lain jembatan, jatuh terguling namun dapat bertahan karena memegang beton yang lepas, sialnya, sebuah tangki aspal panas tiba-tiba tumpah sehingga menyiram dirinya sampai mati.
Seluruh jembatan mulai goyang, Peter yang 'sempat' selamat juga akhirnya mati mengenaskan saat dirinya tertusuk beberapa batang beton yang terlempar dari atas truk yang anjlok.
Sam ternyata bernasib sama dengan korban-korban lainnya. Dia mati setelah papan gerigi besi yang jatuh dari truk membelah tubuhnya.
Molly adalah satu-satunya orang yang selamat dari kejadian itu.
Saat Sam sadar dari penglihatannya dia panik, dan berusaha meyakinkan teman-temannya. Akhirnya penglihatan Sam menjadi kenyataan. Jembatan itu mulai runtuh. Teman-temannya panik dan keluar dari bis, dan mereka terselamatkan dari kejadian mengerikan itu.
Saat upacara peringatan, koroner lokal yang misterius Bludworth (Tony Todd) memperingatkan mereka bahwa mereka telah menipu Kematian. Menganggap itu hanya omong kosong, mereka mengacuhkan peringatannya dan terus melanjuttkan hidup mereka.
Malamnya, Candice pergi ke gym untuk latian bersama Peter. Awalnya Candice merasa belum siap untuk latihan. Tapi, Peter mensupportnya dan berjanji akan menyaksikan aksi Candice. Setelah merasa cukup baikan, akhirnya Candice mulai melakukan atraksinya di atas papan balok. Dia bergerak kesana kemari tanpa menyadari ada mur di papan balok itu. Mur itu berasal dari penutup AC. Tapi, beruntung Candice tak menginjakkan kakinya di mur itu. Air dari AC tersebut menetes ke lantai tepat dimana ada kabel yang terbuka. Kemudian dia dipanggil oleh pelatihnya. Saat hendak mendekati pelatihnya, tanpa disadari dia hampir mengenai air yang teraliri listrik tersebut. Dia mengambil handuk dan meletakkannya di lantai kemudian dia menginjak handuk tersebut. Pelatih meminta Candice untuk menunjukkan aksinya. Saat sedang berayun-ayun di tempatnya, salah satu temannya bernama Porter bermain di papan balok dan menginjak mur tadi, menyebabkan temannya tadi oleng dan tanpa sengaja menumpahkan seember tepung yang menyebabkan Candice kehilangan penglihatan dan melepaskan pegangannya dan akhirnya jatuh dengan posisi dan kematian yang mengenaskan.
Keesokan harinya, Isaac mencoba untuk memanjakan dirinya dengan mendatangi sebuah tempat spa. Saat dia sudah berbaring di sebuah ranjang pinjat dan menikmatinya, seorang pelayan, seorang wanita paruh baya langsung menusukan beberapa jarum akupunktur ke tubuh Isaac sehingga dirinya terlelap untuk beberapa saat. Saat dia tersadar dari tidurnya, baut penahan ranjang tiba-tiba saja lepas mengakibatkan ranjang runtuh dan Isaac pun terjatuh sehingga jarum-jarum tadi dengan segera menancap di tubuh Isaac. Ranjang yang runtuh tadi menyenggol sebuah jerigen alkohol dan hape Isaac tiba-tiba berbunyi, getarannya menjatuhkan lilin aroma terapi yang ada di meja. Api pun dengan segera menyambar alkohol yang sudah menguap tadi. Isaac yang masih kesakitan dengan segera bangun dan mundur ke belakang. Sial baginya, saat dirinya harus terjatuh dan membuat sebuah patung Buddha yang terbuat dari batu jatuh menghancurkan kepalanya.
Bludworth, yang selalu hadir setelah dua kematian sebelumnya, memberitahu korban selamat yang tersisa jika mereka ingin menipu Kematian mereka harus membunuh seseorang yang tidak ditakdirkan mati di jembatan, dan dengan demikian mengambil sisa kehidupan mereka. Sam dan Molly kemudian mencoba untuk memberitahu Olivia yang sedang berada di klinik operasi mata.
Saat itu Olivia hendak melakukan operasi laser pada matanya. Pada saat dokter memasang penjepit kepala, Olivia merasa tegang dan takut karena dia tak bisa menggerakkan kepalanya dengan bebas, bahkan matanya diberi penyangga dengan tujuan tak mengganggu kegiatan operasi lasernya. Dia hanya bisa menggenggam erat boneka dan tanpa dia sadari dia membuat mata kiri boneka itu terlepas dari tempatnya. Karena ada urusan, dokter meninggalkan Olivia. Di tempat lain, galon berisi air mengeluarkan gelembung sehingga menyebabkan gelas berisi air yang ada di atas galon air jatuh dan membuat aliran listrik jadi konslet. Olivia yang masih merasa ketakutan berusaha meraih sesuatu untuk bisa melepaskan penjepit kepalanya. Namun sialnya, barang yang diraihnya itu jatuh dan membuat sinar X menyerang matanya yang disangga tadi.
Olivia menjerit dan berusaha untuk menutupi matanya dengan tangannya. Namun, tangan Olivia yang akhirnya menjadi korban sinar X itu. Saat Sam dan Molly datang, Olivia berhasil melepas penyangga matanya dan penjepit kepalanya. Namun sial lagi-lagi menghampiri Olivia. Heelsnya menginjak mata boneka sehingga membuatnya terjatuh dari gedung dan tubuhnya menghantam mobil yang terparkir. Dan bola mata kiri Olivia terlepas dan menggelinding di tengah jalan. Tiba-tiba ada mobil melaju kencang melindas mata Olivia yang terlepas tadi.
Keesokan paginya, Sam dan Molly mempelajari rancangan kematian, mereka sadar kalau Nathan adalah yang berikutnya dalam Daftar Kematian.Sementara itu, Nathan sedang berada di pabrik. Dia sedang bertengkar dengan salah satu pekerja pabrik, Roy. Saat marah-marah dengan Nathan dia tidak tahu kalau pengait besi yang korslet menuju ke arahnya dan akhirnya tidak sengaja Nathan mendorongnya sehingga Nathan "membunuh" nya, kepala Roy tersangkut dan tiba-tiba, pengait itu menusuknya dan menembus kepala Roy.
Saat mendengar Nathan selamat dari insiden tadi, Sam, Molly, dan Peter datang. Nathan menebak itu berarti dia berhasil mendapatkan sisa kehidupan Roy, dan Kematian melewatinya. Saat Dennis datang dan menanyakan Nathan tentang insiden tersebut, kunci inggris berukuran besar tersenggol kipas yang berputar membuat benda itu terlempar dan tepat mengenai kepala Dennis.
Malamnya, bos chef Sam mengijinkan Sam untuk magang di Paris. Dia mengijinkan Sam untuk makan malam dengan Molly di restoran. Sam melihat Peter yang ingin masuk ke dalam restoran, Sam akhirnya mengijinkan Peter masuk. Peter yang sudah menjadi gila dan paranoid karena kematian Candice, Peter bercerita kalau dia hampir saja membunuh seseorang untuk membuat dirinya selamat dengan cara mendorong seorang wanita yang hendak menyeberang. Namun dia tak melakukannya karena dia merasa tak adil jika harus membunuh orang demi keselamatannya sendiri. Peter pun akhirnya menodongkan pistol ke arah Molly. Tentu itu membuat Sam dan Molly terkejut. Sam mendorong meja ke arah Peter. Namun Peter masih terobsesi untuk membunuh Molly karena ida merasa kenapa Molly harus hidup dalam penglihatan Sam dan kenapa bukan Candice. Diluar restoran, Agen Block (Courtney B. Vance) mendengar tembakan dan masuk ke dalam restoran. Akhirnya Sam dan Peter bertengkar dan Peter berhasil membuat Sam pingsan. Sementara itu Molly bersembunyi. tiba-tiba seseorang datang. Dia adalah Agen Block, dan ketika Molly bercerita tiba-tiba Agen Block tertembak, dan penembaknya adalah Peter. Percaya hidupnya sekarang selamat dari Kematian karena mengambil sisa kehidupan Agen Block, dia tetap terobsesi untuk membunuh Molly untuk menghilangkan saksi. Melihat Molly terjepit, akhirnya Sam membunuh Peter dengan menusukkan garpu daging sebeum dia membunuh Molly.
Dua minggu kemudian, akhirnya Sam dan Molly memutuskan untuk ke Paris dengan nomor Penerbangan 180. Saat sedang meletakkan barang-barangnya di loker pesawat, Sam melihat dua anak bertengkar (Carter dan Alex, film Final Destination 1) dan akhirnya dibawa keluar dari pesawat. Setelah mereka berdua dan beberapa anak keluar dari pesawat, akhirnya pesawat pun lepas landas. Sam merasakan kalau dia dan Molly dalam bahaya. Tiba-tiba ada api menyembur dari salah satu sayap depan pesawat. Dan tiba-tiba ada barang yang menghantam kaca pesawat sebelah tempat duduk Molly, membuat Molly ikut terlempar keluar dan menghamtam sayap belakang pesawat, membelah tubuhnya jadi dua.
Setelah gagal menyelamatkan Molly, Sam berteriak pasrah dan tiba-tiba api menyembur keluar dari dalam pesawat dan membakar tubuh Sam hidup-hidup dan penumpang lainnya.
Sementara itu dalam waktu yang sama, di tanda peringatan Roy, Nathan diberi tahu John salah satu pegawai pabrik, bahwa otopsi Roy memiliki pembengkakan pembuluh darah di otak, dan dokter nya mengatakan dia bisa mati "kapan saja maupun sekarang". Saat Nathan mulai berpikir, tiba-tiba dirinya kejatuhan pesawat yang ditumpangi Sam dan Molly, menghancurkan tubuhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar